Tari serimpi dari Jawa Tengah menggunakan pola lantai lurus atau horizontal. Dengan formasi tetap, para penari tari serimpi Jawa Tengah tidak berubah posisi dari awal hingga akhir pertunjukan. Perpaduan gerak tari gemulai dan iringan gamelan membuat tarian ini begitu melenakan.
Tari serimpi yang muncul sejak zaman kerajaan Mataram ini masih begitu diminati oleh para pegiat seni dan budaya. Tidak heran jika tarian ini masih sering ditampilkan di berbagai kesempatan, misalnya penyambutan tamu atau pagelaran budaya.
Sejarah Tari Serimpi
Kisah sejarah tari serimpi bermula ketika raja Mataram yang bernama Sultan Agung Hanyokrokusuma berhasil membawa kerajaan ke puncak kejayaan. Di masa keemasan tersebut, kesenian tradisional tumbuh dan berkembang di lingkungan keraton.
Tari serimpi menjadi salah satu kesenian yang muncul pada masa tersebut. Kesenian ini menampilkan nilai estetik seni yang direpresentasikan melalui kecantikan, keanggunan, dan kesopanan penari serimpi.
Sekitar tahun 1700-an, tari serimpi mulai ditampilkan di luar lingkungan keraton. Tentu saja waktu tercipta dan tersebarnya terpaut sangat jauh.
Perpecahan di tubuh kerajaan Mataram berdampak pada keberlangsungan tari serimpi. Hingga saat ini dikenal dua jenis tari serimpi yang diperkenalkan oleh keraton Surakarta dan Yogyakarta. Keduanya memiliki sedikit perbedaan, namun tetap memiliki nilai yang sama.
Makna dan Fungsi Tari Serimpi Jawa Tengah

Tari serimpi menyimpan makna yang dalam. Tarian ini melambangkan keanggunan serta kelembutan perempuan Jawa sebagai simbol karakter wanita yang sesungguhnya. Wanita digambarkan memiliki perilaku yang lembut serta tutur kata yang halus.
Ada beberapa jenis tari serimpi dan masing-masing memiliki makna serta filosofi berbeda sesuai dengan karakter yang diperankan. Tari serimpi dari Jawa Tengah sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain Anglirmendung, Bondan, Dhempel, Gambirsawit, Sukarsih,dan Tari Ronggeng Blantek sebagainya.
Berkaitan dengan fungsi, agaknya fungsi tari serimpi telah mengalami perubahan sejak awal kemunculannya. Dahulu tarian ini hanya digelar pada acara istimewa seperti pengukuhan raja baru atau acara kerajaan di lingkungan keraton.
Namun seiring berkembangnya zaman, tarian ini berfungsi sebagai sarana hiburan dan perkenalan budaya. Tari serimpi sering ditampilkan pada berbagai acara seperti pagelaran seni dan budaya untuk menghibur masyarakat.
Pola Lantai Tari Serimpi
Tarian khas Jawa Tengah ini menggunakan pola lantai horizontal. Sejak awal pementasan, penari membentuk barisan lurus dan sejajar serta tidak berpindah tempat hingga akhir pertunjukan. Meskipun begitu, ada pula yang menampilkan tari serimpi dengan posisi melingkar dan saling berhadapan.
Dengan pola lantai tersebut, kesan lembut dan gemulai dapat ditonjolkan pada setiap penampilan tari serimpi. Para penari bergerak dengan gemulai sesuai dengan tempo iringan musik.
Gerakan Tari Serimpi
Tari serimpi merupakan tarian tradisional Jawa yang mempunyai gerakan halus. Penari melakukan setiap gerakan secara perlahan sehingga menonjolkan kesan gemulai. Hal inilah yang menjadi ciri utama dari tarian ini.
Ciri lain dari tari serimpi Jawa Tengah adalah gerakan yang harmonis pada kepala, kaki, serta tangan. Dengan gerakan tersebut, makna tarian bisa tersampaikan kepada penonton. Namun untuk tarian serimpi jenis heroik, penari harus pandai mengatur perpindahan tempo dari pelan ke cepat.
Berikut ini 3 gerakan dasar yang terdapat pada tari serimpi:
1. Maju Gawang
Maju gawang merupakan gerakan ketika penari memasuki panggung atau arena pementasan. Nama lain dari gerakan ini adalah kapang-kapang, di mana penari harus berjalan belok ke kanan atau kiri sesuai dengan pola lantai yang diinginkan.
Gerakan ini biasanya diakhiri dengan posisi duduk. Posisi ini menandakan bahwa penari telah siap untuk melakukan pertunjukan tari serimpi.
2. Pokok
Gerakan dasar yang selanjutnya adalah gerakan pokok. Disebut juga dengan gerakan ini, penari menampilkan berbagai gerakan yang menggambarkan adegan sesuai dengan cerita yang disampaikan. Misalnya untuk tari serimpi peperangan, gerakan yang dilakukan juga menggambarkan aktivitas tersebut.
3. Mundur Gawang
Mundur gawang adalah kebalikan dari maju gawang. Pada gerakan ini, penari bergerak mundur untuk keluar dari panggung pagelaran. Meskipun telah berakhir, penari tetap konsisten pada gerakan yang lembut dan lemah gemulai.
Properti Tari Serimpi
Kostum dan properti yang digunakan oleh penari serimpi telah berubah seiring perkembangan zaman. Di masa awal kemunculannya, penari serimpi menggunakan pakaian pengantin perempuan khas Yogyakarta. Namun seiring berjalannya waktu, busana penari berganti dengan baju kembeng dan kain jarik motif batik.
Kepala penari juga dihiasi dengan berbagai asesoris seperti gelungan, bunga, hingga bulu burung kasuari. Perhiasan seperti kalung, gelang, dan anting juga digunakan untuk melengkapi penampilan penari saat membawakan tarian serimpi.
Yang tak kalah menarik, selendang menjadi bagian penting pada tarian ini. Kain selendang yang diikatkan pada pinggang berfungsi mempertegas gerakan. Selain itu, keris juga digunakan sebagai properti yang tidak boleh dilewatkan.
Keris yang digunakan biasanya diselipkan pada bagian samping perut dengan posisi menyilang. Agar terlihat semakin menarik, keris dihiasi dengan rangkaian bunga melati dan kanthil.
Musik Pengiring Tari Serimpi
Selain gerakan lemah lembut dan kostum khas Yogyakarta, tari serimpi Jawa Tengah juga menyuguhkan alunan musik gamelan yang menghipnotis. Perpaduan suara gamelan dan gending Jawa yang mengiringi setiap gerakan lembut penari membuat penonton merasa damai dan tenang.
Sebagai salah satu tarian tradisional Jawa, tari serimpi juga diiringi oleh suara gamelan yang merupakan khas Jawa. Ada beberapa jenis suara pengiring yang digunakan selama pementasan tari serimpi, meliputi gending sabrangan, gending ageng, dan gending ladrang.
Gending sabrangan dimainkan ketika penari memasuki dan keluar panggung pementasan. Sedangkan pengiring memainkan gending ageng dan gending ladrang ketika penari mulai menampilkan gerakan. Untuk adegan peperangan, pengiring akan memainkan ayak-ayakan dan sebrengan.
Fakta Tari Serimpi
Ingin mengenal lebih jauh tentang tari serimpi? Berikut ini beberapa fakta tari serimpi Jawa Tengah yang perlu diketahui:
Dilakukan 4 Orang
Tari serimpi baik dari Yogyakarta maupun Surakarta ditampilkan oleh 4 orang penari. Gerakan tersebut menggambarkan karakter wanita Jawa yang sopan, lemah lembut dan berbudi pekerti.
Tarian Suci dan Sakral
Tidak banyak yang tahu jika tari serimpi mempunyai tingkat kesakralan dan kesucian yang tinggi. Wajar jika tarian ini menjadi salah satu pusaka yang menggambarkan kekuasaan raja Mataram.
Penari Diseleksi Ketat
Karena memiliki kesakralan yang tinggi, tari serimpi tidak boleh ditampilkan oleh sembarang orang. Penari akan melewati tahapan seleksi agar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Tidak Menggunakan Sesajen
Meskipun tarian ini terbilang sakral, tari serimpi tidak membutuhkan sesajen sebelum pementasan. Biasanya sesajen hanya digunakan untuk acara adat tertentu.
Tari serimpi Jawa Tengah merupakan salah satu tarian khas Jawa Tengah yang sangat populer di Indonesia maupun dunia. Dengan kearifan lokal, tarian ini mencerminkan kekayaan budaya di tanah air.