Budidaya Ikan Patin, Seperti yang kita tahui bersama bawaha Ikan patin ini merupakan salah satunya ikan air tawar yang mempunyai kesempatan ekonomi untuk dibudidayakan. Budidaya ikan Patin masih perlu diperlebar kembali, karena pemenuhan atas keinginan masyarakat akan ikan patin masih kurang.
Ikan patin hampir seperti ikan lele hanya saja tidak mempunyai sisik dan mempunyai seperti duri (patil) yang tajam pada bagian dikedua siripnya, Ikan patin termasuk dalam barisan catfish. Ada juga yang menyebut ikan patin sebagai Lele Bangkok.

Di sejumlah wilayah ikan patin mempunyai nama yang berbeda-beda diantarannya ikan Jambal, ikan Juara, Lancang atau Ikan Sodarin.
Secara rasa, rasa daging ikan patin terbilang nikmat dan renyah, bahkan kabarnya mempunyai rasa lebih enak dibanding Ikan Lele. Ikan patin mempunyai kandungan minyak dan lemak yang lumayan banyak dalam dagingnya.
Cara budidaya ikan patin sesungguhnya relatif gampang, hingga tak perlu ragu bila Anda tertarik dengan budidaya ikan ini. Sebelumnya pemenuhan akan permintaan ikan patin hanya dipercayakan pada penangkapan dari sungai, rawa dan danau saja sebagai habitat asli ikan patin.
Bersamaan dengan bertambahnya permintaan dan ketertarikan masyarakat terhadap ikan patin, ikan patinpun mulai dibudidayakan diberbagai media seperti di budidaya ikan patin di kolam terpal atau budidaya ikan pati di kolam beton, keramba ataupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang semakin meningkat memberi kesempatan usaha untuk tiap orang untuk melakukan usaha dibidang budidaya ikan patin.
Kesempatan usaha dibidang Budidaya Ikan Patin bisa dilaksanakan dalam dua kelompok yakni aktivitas pembenihan dan aktivitas pembesaran sebagai ikan konsumsi. Aktivitas pembenihan sebagai usaha untuk hasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk pada akhirnya berbentuk benih memiliki ukuran tertentu, yang biasanya ialah benih setelah periode pendederan.
Budidaya ikan patin sebagai pemenuhan bibit ini cukup mempunyai prospek yang baik karena keinginan bibit lumayan besar. Budidaya ikan patin sebagai stok bibit membutuhkan waktu yang pendek hingga putaran modal dapat dipercepat.
Budidaya ikan patin dalam kelompok pembesaran umumnya dilaksanakan saat bibit ikan patin telah mencapai berat 8-12 gr/ekor, dan usia ikan patin mencapai enam bulan dengan ukuran bisa mencapai 600-700 gr/ekor.
Beberapa petani ikan patin memanen ketika umur ikan patin sudah mencapai usia 3 sampai 4 bulan, karena kebutuhan pasar ikan patin dengan berat yang lebih rendah per ekornya. Budi Daya Ikan patin sebagai bibit dan ikan konsumsi mempunyai kesempatan usaha yang sama memberikan keuntungan, bergantung opsi kita yang mana lebih memungkinkannya.
Persyaratan Budidaya Ikan Patin
Budidaya ikan Patin membutuhkan syarat-syarat dan situasi keadaan yang maksimal untuk perkembangan dan perubahannya diantaranya seperti berikut :
- Tanah yang bagus untuk kolam perawatan dan budi daya ikan patin ialah tipe tanah liat/lempung, tidak berporos. Tipe tanah itu bisa meredam massa air yang besar dan tidak bocor hingga bisa dibikin pematang/dinding kolam.
- Kemiringan tanah yang bagus untuk pengerjaan kolam sekitar di antara 3-5% untuk mempermudah pengairan kolam secara gravitasi.
- Jika pembesaran patin dilaksanakan dengan jaring apung/keramba yang terpasang disungai carilah sungai yang berarus lamban.
- Kualitas air untuk perawatan ikan patin harus bersih, tidak begitu kotor dan tidak terkontaminasi beberapa bahan kimia beracun, dan minyak/sampah pabrik. Kualitas air harus jadi perhatian, untuk menghindar munculnya jamur, karena itu perlu ditambah larutan penghalang perkembangan jamur (Emolin atau Blitzich dengan jumlah 0,05 cc/liter).
- Temperatur air yang bagus di saat penetasan telur jadi benih di akuarium ialah di antara 26-28 derajat C. Pada beberapa daerah yang temperatur airnya relatif rendah dibutuhkan heater (pemanas) untuk capai temperatur maksimal yang relatif konstan.
- PH air sekitar di antara: 6,5-7.
Cara Budidaya Ikan Patin
1. Pembibitan Ikan Patin
Pembibitan Ikan Patin sebagai usaha untuk memperoleh bibit dengan kualitas yang bagus dan jumlah yang memenuhi keinginan. Langkah Tradisionil bibit ikan Patin didapat dengan tangkap dari habitat aslinya yakni sungai, rawa, danau dan beberapa tempat lain. Untuk maksud komersil bibit harus diusahakan semaksimal kemungkinan dengan pembibitan di kolam.
2. Pilih calon induk siap pijah
Induk patin yang akan dipijahkan seharusnya dipiara dahulu secara eksklusif lebih dulu dengan perawatan yang intens. Sepanjang perawatan, induk ikan dikasih makanan khusus yang memiliki kandungan protein tinggi. Disamping itu, diberi rucah 2x satu minggu sekitar 10% berat ikan induk. Cara ini dilaksanakan untuk percepat kematangan gonad.
Ciri Induk Ikan Patin yang Baik
Beberapa ciri induk patin yang telah masak gonad dan siap dipijahkan ialah seperti berikut :
A. Induk betina
- Usia 3 tahun.
- Ukuran 1,5-2 kg.
- Perut jadi membesar menuju anus.
- Perut berasa empuk dan lembut jika di raba.
- Kloaka membesar dan warna merah tua.
- Kulit di bagian perut benyek dan tipis.
- Bila di seputar kloaka didesak akan keluar beberapa butir telur yang memiliki bentuk bulat dan besarnya seragam.
B. Induk jantan
- Usia 2 tahun.
- Ukuran 1,5-2 kg.
- Kulit perut benyek dan tipis.
- Jika diurut akan keluar cairan sperma warna putih.
- Kelamin membesar dan warna merah tua.
Hormon perangsang dibikin dengan memakai kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise bisa diketemukan di bagian otak ikan mas, warna putih dan lumayan kecil. Mengambil dengan berhati-hati dengan pinset. Sesudah diambil dimasukkan pada dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai betul-betul lembut dan lebut, seterusnya digabung sama air murni (aquades) yang bisa diperoleh di apotek.
3. Kawin suntik (induce breeding)
Sesudah kelenjar hipofise digabung sama air murni siap, mengambil dengan jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Sistem kawin suntik diaplikasikan untuk menggairahkan induk patin betina keluarkan telur untuk seterusnya dibuahi oleh Patin Jantan.
4. Penetasan telur
Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam kurun waktu seputar 4 hari, sepanjang menanti telur menetas perlu diawasi keadaan air. Tukar air beberapa sama air bersih dari sumur.
5. Perawatan larva
Benih ikan patin yang berusia satu hari dipindah ke akuarium atau bak memiliki ukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, dapat dalam ukuran lainnya. Tiap akuarium atau bak diisi sama air sumur bor yang sudah diaerasi. Kepadatan penyebaran ikan ialah 500 ekor per akuarium. Aerator ditaruh pada tiap akuarium supaya kepentingan oksigen untuk benih bisa terpenuhi. Untuk jaga konsistensi temperatur ruang dan temperatur air dipakai heater atau bisa memakai kompor untuk mengirit dana.
Benih usia satu hari belum perlu dikasih makan tambahan di luar karena masih memiliki cadangan makanan berbentuk yolk sac atau kuning telur. Di hari ke-3 , benih ikan dikasih makanan tambahan berbentuk emulsi kuning telur ayam yang direbus. Seterusnya perlahan-lahan ditukar dengan makanan hidup berbentuk Moina cyprinacea atau yang umum dikenali dengan kutu air dan jentik nyamuk.
6. Pendederan
Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam sebar atau bak dari semen, lebih baik pada kolam lumpur karena memiliki kandungan banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.
7. Pemanenan
Benih ikan patin dapat dipanen sesuai ukuran yang diinginkan.
Pemeliharaan Pembesaran
Perawatan Pembesaran diperuntukkan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dimakan dalam bermacam ukuran, diantaranya 200 g sampai 1 kg. Periode panen sesuaikan dengan kebutuhan pasar. Ada beberapa yang lebih suka ukuran kecil seputar 200 g ada yang lebih dari itu. Pada Umur enam bulan ikan patin telah capai berat 600-700 gr.
Ikan Patin akan tumbuh lebih bagus di kolam lumpur dengan saluran air yang mengucur lumayan baik, meskipun begitu juga bisa dipeihara pada kolam semen yang tidak mengucur, tapi penting diingat kualitas air supaya masih dalam konsisi yang bagus. Beberapa langkah perawatan Ikan Patin Sebagai Berikut ini:
1. Pemupukan
Pada kolam lumpur baiknya perlu dilaksanakan pemupukan saat sebelum ikan patin disebarkan. Pemupukan kolam mempunyai tujuan untuk tingkatkan makanan natural serta keproduktifan kolam, yakni dengan menggairahkan perkembangan makanan alami sebanyaknya.Pupuk yang umum dipakai ialah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan jumlah 50-700 gr/m 2.
2. Pemberian Pakan
Factor yang cukup tentukan dalam budi daya ikan patin ialah factor pemberian makanan. Factor makanan yang punya pengaruh pada kesuksesan budi daya ikan patin ialah dari faktor kandungan gizinya, jumlah dan frekwensi pemberin makanan. Pemberian makan dilaksanakan 2 kali satu hari (sore dan pagi). Jumlah makanan yang diberi setiap hari sekitar 3-5% dari jumlahnya berat tubuh ikan piaraan. Jumlah makanan selalu berbeda tiap bulan, sesuai peningkatan berat tubuh ikan.
Ini bisa dijumpai dengan mengangsungnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipiara (contoh). Pakan yang diberi ialah Pelet dan dapat ditambah makanan alami yang lain seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan tersisa, tersisa dapur dan sebagainya. Makanan alami yang didapat dari lingkungan kecuali memiliki kandungan protein tinggi mengirit ongkos perawatan.
3. Pengatasan Hama dan Penyakit
Salah satunya masalah dan permasalahan Budi daya ikan patin ialah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin dijaring terapung dan kolam hama yang kemungkinan serang diantaranya lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hindari jalan masuk hama itu ke kolam atau mungkin dengan menempatkan lampu pencahayaan sang seputar kolam. Hama itu umumnya malas masuk bila ada cahaya lampu.
Penyakit ikan patin ada yang karena infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi ialah penyakit yang muncul karena ada masalah factor yang bukan bakteri. Penyakit non-infeksi ini tidak menyebar. Sedang penyakit karena infeksi umumnya muncul karena masalah organisme bakteri.
4. Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan ialah saat yang dinanti pada budi daya ikan patin. Walau kelihatan simpel pemanenan perlu memerhatikan beberapa faktor supaya ikan tidak alami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang bila budi daya ikan patin telah sukses secara baik, harus tidak berhasil karena hanya langkah panen yang keliru. Penangkapan ikan dengan memakai jaring apung akan menyebabkan ikan alami beberapa luka.
Seharusnya penangkapan ikan diawali di bagian hulu selanjutnya bergerak kebagian hilir. Jadi jika ikan didorong dengan kere karena itu ikan patin akan tersudut di bagian hilir. Pemanenan semacam ini memberikan keuntungan karena ikan masih memperoleh air yang fresh hingga kematian ikan bisa dijauhi. Marketing Ikan Patin berbentuk fresh dan hidup lebih disukai oleh customer, karenanya diupayakann jual berbentuk ini. Harga Ikan Patin Per kg lebih kurang Rp 15.000-25.000,-